Minggu, 17 Juni 2012

Dan Kamu - Lipat Peta -

Dan Kamu
Yang bisa membuat saya belajar

Belajar bagaimana memaafkan, melepaskan, melupakan, menilai kembali, mengerti

Dan Kamu
Yang bisa membuat saya mengerti

Mengerti bagaimana seharusnya bersikap dan mendongak kembali
Mengerti bagaimana bangun setelah jatuh dan berdiri sekalipun bertumpu pada satu kaki

Dan Kamu alasan saya memilih kembali dan berargumen
Dan Kamu alasan saya menciptakan ruang lagi dan mau mencoba berspekulasi

Dan Kamu alasan saya menimbang dan berbagi
Dan Kamu alasan saya sulit menolak dan sulit berlogika

Dan Kamu alasan saya mau melayani dan mengatakan 'ya' dan 'tidak' tanpa terpaksa
Dan Kamu alasan saya mau menunggu dan meluangkan waktu

Dan Kamu alasan saya berteman dengan perbedaan dan kesabaran
Dan Kamu alasan saya berteman dengan jarak dan waktu

Dan Kamu alasan saya untuk menjadi bagaimana semestinya
Dan Kamu alasan saya menjadikanmu prioritas
Dan Kamu alasan saya mencoba
Dan Kamu alasan saya mau mendengar
Dan Kamu alasan saya mencoba menciptakan 'KITA' yang lain sekalipun 'KITA' itu belum atau tidak ada

Terima kasih telah memberikan saya alasan untuk semua hal
Maaf jika saya tidak memberikanmu satu alasanpun
Karena tidak ada alasan untuk tidak menjadikanmu alasan

Dan Kamu adalah orang yang mengatakan
'Tidak perlu merobohkan, buat pintu, dan biarkan yang masuk nantinya yang bantu merobohkan dari dalam'

Sekalipun saya tahu nantinya saya tidak akan pernah menjadi alasan apapun di kehidupanmu...

..Happy Born Day..
Your Newest Friend,
- Lipat Peta - Dee

Sabtu, 09 Juni 2012

Dan Ternyata Saya (Hanya) Mengagumi "KITA" yang Bersubjek Kamu I


Kita pernah memiliki dunia 'KITA', kita pernah juga memiliki 'KITA', saya pernah hidup di dalam 'KITA', dan saya pernah menghidupi cerita 'KITA'. Saya masih ingat, bagaimana kita saling menghormati 'KITA'. Bagaimana selama dua tahun kita saling beradu, saling bersepakat, saling berjanji, dan saling ada. Sekalipun kita menjalani ‘KITA’ secara diam-diam dibalik punggung orang tua saya.

Ingatan saya juga masih basah tentang hari-hari kita selama dua tahun, pagiku, soreku, dan malamku. Tangan kita tidak pernah saling  melepas ketika semua orang mengatakan tidak, kamu tetap memilih saya. Bahkan saya masih ingat benar malam saat kita bertemu lagi setelah pertemuam terakhir kita setengah dekade lebih yang lalu. Malam, setelah hujan, kesederhanaan, warung makan pinggir jalan, celana jeans belel, tawa, cerita masa kecil. 

Saya ingat, bagaimana kamu tiba-tiba lari menyeberang jalan raya hanya karena tahu saya tidak bisa menyeberang sendiri. Saya juga ingat kamu tiba-tiba menghilang saat saya di rumahmu, dan kamu kirim SMS: ‘Yank, lewat pintu samping, ada tangga. Kamu naik ya.’ Instruksi itu menempatkan kita di suasana sore hari, di atas genting, makan es krim, berdua. Itu yang kamu lakukan karena kamu tahu saya tidak suka ruangan bising, saya suka es krim, dan saya suka sekali sore hari. Saya ingat kamu selalu marah ketika saya ingin pulang, dan saya harus cari ribuan alasan untuk meminta kunci motor saya dan membiarkan saya pulang. 

Kamu satu-satunya alasan saya untuk tetap menggenggam dan berpijak pada 'KITA' saat itu.

Dan ketika semua berbalik, beginilah keadaannya.

Kita sama-sama sedang belajar. Saya belajar menjagamu dan kamu belajar mencari kesalahan saya. Tangan saya hanya dua. Agar dapat erat menjagamu saya butuh bantuan kepercayaan, dan saya mulai tidak bisa menemukannya di dalam ‘KITA’.

Dan pada akhirnya saya sadar bahwa kita masih sama-sama kecil, kata 'siapa yang benar' saja masih kita perebutkan.

Kita tidak perlu menyalahkan ‘KITA’, atau waktu, atau jarak, atau kesibukan, atau hal-hal kecil dan lucu yang bisa menjadi pemicu. Kita hanya perlu melihat diri kita masing-masing. Saya melihat saya dan kamu melihat kamu. Mencoba mengerti kesalahan diri sendiri dan bukan mencari merahnya dosa orang lain. Maaf jika hanya ada dua tahun ‘KITA’. Dan itu jauh lebih baik dibanding belasan tahun ‘KITA’ di dalam keterpaksaan. Saya, Dee, belajar banyak dari ‘KITA’.

Berpisah itu perlu di saat  saling menyalahkan serasa bagai peluru.

Saya tidak lupa kamu, dan saya tidak lupa ‘KITA’. Saya hanya (mencoba) tidak mengingat kita pernah menjanji di dalam ‘KITA’.

Sekalipun seharusnya hari ini kita berpijak di tiga tahun 'KITA'.


Terimakasih untuk (pernah) memilih saya daripada kenyataan ketika itu, dan tangan ini buktinya.

Jumat, 01 Juni 2012