Kamis, 05 September 2013

Etalase

Solo..

      Rena selalu mengenalkan pacarnya ke semua keluarga dan teman-temannya, dia juga sering sekali bercerita tentang pacarnya kepada mereka. Bukan untuk pamer, tapi itu salah satu bentuk kalau dia bangga dan beruntung serta bersyukur memiliki pacar yang pintar, perhatian dan sifat-sifat standar lelaki yang dianggapnya baik. Selama 23 tahun, sudah tiga kali Rena pacaran. Dion, Bagas, dan yang terakhir dan yang masih bertahan bersamanya bernama Nugros.

      Ketika berpacaran dengan Nugros, Rena tak pernah memperkenalkan dia pada keluarga dan teman-temannya. Bukan perkara malu atau Nugros tidak lebih baik dari mantannya, tapi memang Nugros yang menolak untuk sedikit barbaur di kehidupan Rena. Dia Jauh lebih tampan, jauh lebih pintar, jauh lebih baik, jauh lebih menyenangkan, hanya sedikit lebih tertutup saja, selebihnya dia lebih segalanya dibanding kedua mantannya.

      Entah kenapa, Rena terkesan terlalu tunduk pada Nugros. Hampir semua permintaan, peringatan dan nasihat Nugros sanggup dilakukan Rena. Bukan, bukan karena Nugros terlalu dominan atau otoriter, tapi apa yang keluar dari mulut Nugros, kalimat-kalimat masuk akalnya selalu bisa mematahkan pendapat Rena. Itu sebabnya Rena lebih sering mengikuti pendapat Nugros.

      Keluarga dan teman-teman Rena menganggap Nugros terlalu posesif atau otoriter, atau apalah istilahnya jaman sekarang, tapi Rena selalu dengan senang hati menampik penilaian mereka. Rena akan dengan dengan senang hati menceritakan bagaimana Nugros dari mata Rena seperlunya tanpa Nugros harus ada di sana. Dari sanalah keluarga dan teman-teman Rena akhirnya menilai di balik sifat misterius Nugros, dia adalah orang yang baik dan Rena memang sedang jatuh cinta padanya.

      Sekalipun Nugros tidak pernah mau diajak bertatap muka dengan keluarga dan teman-teman Rena, dia selalu ada buat Rena, termasuk antar jemput Rena dari rumah ke kampus, dari kampus ke rumah dan kemanapun Rena ingin. Nugros juga selalu ada ketika Rena membutuhkan tempat untuk  memuntahkan semua masalahnya, Nugros pula satu-satunya lelaki yang pernah berpacaran dengan Rena, yang tahan dengan sifat manja Rena yang sering kali berlebihan. Nugros bukanlah laki-laki pencemburu yang sering mempermasalahkan dengan siapa Rena berteman, dia bukan pula laki-laki posesif yang ingin tahu segala sesuatu tentang pacarnya, itu sebabnya Rena pun tak mempermasalahkan latar belakang Nugros, dia tak pernah menanyakan seperti apa keluarganya dan siapa saja teman-temannya. Rena tahu pasti, jika Nugros merasa Rena perlu tahu atau Nugros memang ingin bercerita, maka dia akan bercerita tanpa diminta.

      Perhatian, pintar, baik, selalu ada, dan selalu memanjakan Rena cukup membuatnya jatuh cinta tanpa harus menuntut hal-hal lain dari Nugros. Hal ini pula yang membuat Rena tak mau kehilangan Nugros dan mau memberikan apapun yang Rena miliki, termasuk jika suatu saat nanti Nugros meminta Rena untuk tidur dengannya.

      Tengah bulan di bulan ke delapan tahun ini adalah tepat setahun Rena dan Nugros berpacaran. Selama ini Nugros tak pernah kurang ajar mengajak Rena tidur bersamanya, tetapi justru itu yang membuat Rena sedikit kesal. Dengan pemikirannya yang terlalu pendek dan kekanakan, dia menganggap Nugros tidak benar-benar mencintainya, bahkan pernah dia berpikiran bahwa Nugros menyukai sesama jenis. Pikiran itu ada karena Rena tahu persis bahwa tubuhnya bisa dibilang tubuh wanita idaman laki-laki. Tubuhnya langsing, kakinya jenjang, rambut panjangnya selalu memukau, kulitnya putih, dan kecantikannya di atas rata-rata.

      "Kalau kita ngerayain satu tahun hubungan kita di rumah kamu, gimana? Semua aku yang atur, kamu tinggal bukain pintu buat aku. Kamu kan tinggal sendiri, berarti nggak akan ada yang keberatan, kan?" Rena bertanya pada Nugros dua hari sebelum perayaan satu tahun hubungan mereka.

      "Boleh." Jawab Nugros singkat.

      Dan di sanalah mereka sekarang, hanya berdua di rumah Nugros. Rena merencanakan banyak hal tanpa sepengetahuan Nugros. Memasak makanan buat mereka berdua, makan malam bersama, nonton film, lalu perlahan Rena akan merayu Nugros untuk tidur dengannya dan Rena akan menginap di sana malam ini.

      Setelah hampir empat jam Rena memasak dan menyiapkan segala sesuatunya, akhirnya mereka makan malam berdua setelah Rena selesai mandi dan bersolek. Dipakainya gaun sederhana namun terlihat elegan dengan potongan bawah gaun jatuh tepat di atas lututnya yang baru dibeli dari butik sahabatnya. Gaun hitam tanpa lengan dengan model bagian punggung terbuka mengerucut ke bawah hingga ke pinggang. Tak akan ada laki-laki yang tidak terkesima jika melihat Rena saat ini, termasuk Nugros. Bahkan Nugros tanpa sadar menahan nafas saat Rena berjalan dari kamar mandi hingga meja makan yang berjarak kurang lebih lima meter.

      Nugros terpukau melihat pacarnya saat itu, tatapan matanya seolah tak ingin sedikitpun melepaskan Rena. Tetapi bagi Rena, tatapan Nugros seperti orang yang lelah, lapar, mengincar sesuatu dan terlihat sangat kesakitan sekaligus tidak tega. Entahlah, tapi tatapan itu membuat Rena sesekali bergidik sedikit ketakutan.

      Selesai makan malam, Rena mengajak Nugros nonton film dari dvd yang dibelinya minggu lalu. Mereka berdua duduk di sofa, dengan manjanya Rena bersandar di pelukan Nugros, dan sesekali bibir Rena mendarat di leher atau bibir Nugros. Setiap bibir Rena menggamit bibir Nugros, bibir Nugros membalas dengan lumatan lembut. Tetapi hanya sebatas itu hingga akhirnya tangan Rena meraih tangan Nugros, diletakkannya di punggung dan dadanya. Mereka menikmati setiap sentuhannya hingga mereka lupa dengan keadaan.

      Selesai dengan segala permainan yang mereka ciptakan di sofa di tengah-tengah waktu menonton film, dengan keadaan yang belum berpakaian, Rena dengan manja mengajak Nugros menemaninya mandi sekali lagi. Mereka sedang menuju kamar mandi dengan langkah perlahan dan sesekali ciuman Nugros menyapu lembut bahu Rena ketika Rena berhenti di depan etalase kaca besar berisikan koleksi pernak-pernik pajangan serta replika milik Nugros.

      "Sayang, kamu dapet koleksi patung replika dari mana? Semuanya seperti asli." Rena bertanya pada Nugros masih sambil bermanja-manja, tangan kirinya dililitkan pada leher Nugros dan ditariknya Nugros membungkuk untuk melihat apa yang ditunjuk Rena.


      Nugros mencium bibir Rena sekilas, kemudian menjawab, "Ini semua bagian tubuh wanita-wanita yang pernah bercinta denganku."